Saturday, April 17, 2010

Perilaku Konsumen & Perilaku Produsen

MAKALAH
TEORI ORGANISASI UMUM
PERILAKU KONSUMEN & PERILAKU PRODUSEN



DISUSUN OLEH :
NAMA : PRATAMA RIZKI MARTANTO
NPM : 11108516
KELAS : 2 KA 11



UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
JURUSAN SISTEM INFORMASI


Perilaku Konsumen
Pendahuluan
Pengertian dari Perilaku Konsumen :
Adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.
Di bawah ini pengertian Perilaku Konsumen menurut beberapa ahli :
James F Engel et al (1994)
Tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk roses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.
Engel, et.
Istilah perilaku Konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, enggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan
Schiffman dan Kanuk (1994)
memuaskan kebutuhan mereka. Perilaku konsumen adalah proses keputusan dan aktivitas fisik individu yang terlibat dalam mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan, atau memberikan barang dan jasa yang diperolehnya.
Kotler dan Amstrong (1997)
perilaku konsumen sebagai perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga, yang membeli produk untuk konsumsi personal.
Mullen dan Johnson (1990)
Perilaku Konsumen sebagai pengkajian dari perilaku manusia sehari-hari.
Winardi (1991)
perilaku konsumen sebagai perilaku yang ditujukan oleh orang-orang dalam merencanakan, membeli, dan menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa.
Ujang Sumarwan (2000)
secara sederhana, studi perilaku konsumen meliputi hal-hal sebagai berikut, Apa yang dibeli konsumen? (what they buy?), mengapa konsumen membelinya? (why they buy it?), kapan mereka membelinya? (when they buy it?), dimana mereka membelinya? (where they buy itu?), berapa sering mereka membelinya? (how often they buy itu?), berapa sering mereka menggunakannya? (how often they use it?)

Pendekatan Perilaku Konsumen
• Pendekatan Kardinal/Marginal Utility
Meskipun pendekatan guna cardinal seperti diketengahkan di atas mempunyai kelemahan berupa tidak realistis asumsi dapat diukurnya kepuasan seseorang,namun dari segi lain,pendekatan cardinal ini mempunyai kelebihan tersediri.Adapun salah satunya kelebihan yang paling menonjol ialah berupa lebih mudahnya isi konsepsi cardinal untuk diselami,khususnya bagi mereka yang pertama kali mudah dimengerti mengapa dalam kebanyakan buku teks menggunakan pendekatan cardinal yang mandahului uraian mengenai teori konsumen yang menggunakan pendekatan ordinal.Sebelumnya asumsi – asumsi yang mendasari pendekatan cardinal disebutkan dan diuraikan secara eksplisit .Disamping itu asumsi rasionalis dan pengetahuan yang sempurna seperti telah disinggungkan di depan,asumsi – asumsi dibawah ini merupakan asumsi – asumsi dasar yang khas untuk teori konsumen yang menggunakan pendekatan cardinal yaitu :
• Asumsi bahwa guna barang – barang atau jasa – jasa konsumsi dapat diukur
• Asumsi guna batas uang yang konstan dan guna batas barang – barang konsumsi yang menurun
• Asumsi bahwa anggaran pengeluaran rumah tangga konsumen sama sebesar pendekatan yang diterimanya
• Asumsi guna total yang mempunyaii sifat aditif.
Asumsi bahwa uang mempunyai guna batas yang konstan diperlukan dalam hal satuan uang dipakai sebagai alat ukur kepuasan tersendiri.Nanti akan kita saksikan bahwa pemakaian asumsi ini mempermudah kita menerangkan syarat – syarat ekuilirium konsumen.
• Pendekatan Ordinal/Indifference Curve
Berikut ini beberapa anggapan yang digunakan dalam pendekatan ordinal antara lain,yaitu :
• Completeness ( kesempurnaan )
• Consistensi ( keajengan )
• Non satiation (ketidak bosanan )
Anggapan pertama,kesempurnaan diartikan bahwa kalau seorang konsumen menghadapi pilihan barang ( komodity ) mana yang harus dipilih dalam jumlah berapa,maka ia akan dapat memutuskan apakah ia lebih menyukai atau sama saja (indifferent).Dengan perkataan lain,suatu perkumpulan kombinasi barang dan jasa yang dapat memberikan kepuasan seseorang konsumen akan menentukan kombinasi mana yang harus ia lebih sukai atau kombinasi mana yang menghasilkan kepuasan yang sama.Anggapan konsistensi ini berarti bahwa seseorang konsumen dalam menentukan pilihannya harus konsistensi.Sedangkan anggapan yang ketiga berarah kenegatif yang berarti bahwa untuk mendapatkan suatu barang lebih banyak yang harus mengurangi jumlah barang jika konsumen ingin mempertahankan tingkat yang sama kepuasannya.Itulah sekiranya yang dapat dijelaskan perihal tentang Prilaku konsumen secara pendekatan cardinal ataupun pendekatan ordinal.